SMK PGRI 2 Ponorogo Bekali Alumni TBSM Honda Sertifikasi Standar Internasional 

SMK PGRI 2 Ponorogo benar-benar memberikan bekal yang cukup kepada anak didiknya bahkan sampai alumni sekalipun dalam persaingan di tingkat global.
Terbukti, setelah dua hari lalu melaunching aplikasi Online Teknisi (Oltek), hari ini Senin (2/9/2019) di SMK PGRI 2 Ponorogo berlangsung program sertifikasi dan pelatihan Kementrian Perindustrian.

Program ini merupakan hasil kerjasama Kementrian perindustrian dan AISI (Assosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia ) bersama PT. Astra Honda Motor (AHM) dan PT. Mitra Pinasthika Mulia ( MPM) distributor sepeda motor Honda wilayah Jatim & NTT.
Sertifikasi dan pelatihan mekanik ini diikuti 40 lulusan SMK TBSM di Jawa Timur. Selain Ponorogo pelatihan dan sertifikasi juga digelar di Malang.
Hendri selaku Kepala Seksi Pemberdayaan Industri, Kementrian Perindustrian RI menegaskan Sertifikasi Kompetensi ini dilakukan untuk memudahkan industri dalam hal perekrutan tenaga kerja,.
Sebab, dengan adanya sertifikasi ini industri tidak perlu lagi melakukan pelatihan karena pekerja sudah tersertifikasi.
“Apalagi, sertifikasi kompetensi ini mengacu pada standard international yang telah ditetapkan oleh kementrian tenaga kerja sehingga bisa diterima bekerja di negara lain,” katanya.
Selama 5 hari peserta akan diberikan pembekalan terlebih dahulu oleh instruktur dari Honda berupa materi dan praktek. Dan di akhir akan dilakukan ujian untuk mendapatkan sertifikasi.
Naim Muhdori selaku Technical Service Development MPM mengucapkan banyak terima kasih kepada Kementrian yang telah diberi kesempatan untuk sertifikasi kepada lulusan SMK TBSM Honda.
“Sertifikasi ini sangat bermanfaat bagi kami industri agar tenaga kerja yang kami sudah siap. Sebenarnya sudah banyak kegiatan yang juga kami lakukan terhadap siswa SMK TBSM Honda dan juga alumninya seperti pelatihan wirausaha,” sebutnya.

Syamhudi Arifin SE MM selaku tuan rumah mengaku senang sekolahnya menjadi jujugan dunia industri. “Kami bangga jadi jujugan dunia industri karena tanpa industri kami bukan apa-apa,” katanya.
Dengan menjadi tuan rumah sekolahnya mendapat anugerah dan bisa belajar lebih dekat lagi. “Sekolah kami dalam waktu dekat juga dipanggil untuk singkronisasi kurikulum dengan dunia industri,” red@sterida.net